Negeri Belanda Selayang Pandang

NOSTALGILA bukan nostalgia, memang saya dibuat “gila” oleh Eropa. Hampir sepuluh tahun lalu ketika saya menjejakan kaki untuk pertama kali di Amsterdam. Rasanya baru kemarin saja. Pergi ke Eropa tentunya dengan tiket gratis karena saya cinta gratisan. Cara mendapatkannya, saya menang beasiswa untuk sekolah di Belgia. Rejeki. Kala itu masih tahun 2004 dan 2006, belum banyak sosial media seperti sekarang -seingat saya hanya ada Friendster- maka silahkan simak perjalanan narsis yang telat diunggah. Semoga kenangan ini tidak akan pernah basi walau sudah lewat satu dasawarsa. Biarkan saya meracau, biarkan saya norak, ini hasil jerih payah belajar masa muda. Lagipula saya terlanjur rindu, teramat rindu untuk kembali ke Eropa.


Musim panas baru saja mulai, bandara Schiphol sibuk dengan orang-orang yang ingin liburan. Kecuali saya mungkin. Ini kali pertama saya mengenal luar negeri. Ah, indah sekali kosakata luar negeri. Seolah bosan dengan perbendaharaan kata “dalam negeri”, saya cicipi kata “luar negeri”. Sensasinya luar biasa, keren sekali. Misi saya adalah belajar, sekolah, alamaaak terpelajar sekali –ssstt, padahal hura-hura-. Tahukah kawan, saya hanya seorang mahasiswa gratisan dengan bekal alakadarnya dan senyum sumringah dari tanah air.

Eitss, perkara sekolah nanti dulu, saya ingin berbagi sedikit informasi -yang semoga berguna- tentang Belanda. Toh kampus saya masih menunggu di Belgia. Hanya sepelemparan kolor dari Belanda, jadi mari plesir sejenak dari Groningen hingga ke Maastricht.

###


Coba lihat dalam peta, semua provinsi di Belanda menarik untuk dikunjungi. Keduabelas provinsi di Belanda menyajikan suguhan pariwisata yang berbeda. Saya menjelajahinya dengan rute yang bisa dibilang agak sedikit berantakan. Maklum sebagai mahasiswa nomaden yang menumpang dari satu rumah ke rumah lain, mengakibatkan alur perjalanan saya tidak keruan. Saya mulai dari tengah, ke selatan, ke tengah lagi  dan lanjut ke utara Belanda. Agak menyita waktu, tapi keuntungannya adalah bisa melihat lebih banyak tempat dan atraksi di daerah Randstad -akan saya jelaskan nanti apa itu Randstad-.

Belanda hanya seluas Jawa Barat

Jika mampir di Belanda dan mulai dari Amsterdam, saya sarankan untuk melihat Negeri Kincir ini mulai dari bagian utara lalu menuju ke selatan. Semoga bisa terus ke Belgia, berlanjut sampai ke Perancis. Ikuti saja ayunan dengkul, jangan ditahan.

Penampakan pertama di Luar Negeri 10 tahun lalu, norak ya? Biarin hehehe

Mari kita mulai dari Amsterdam tempat dimana pesawat akan mendarat.  Bandara Schiphol adalah Bandara utama terbesar di Belanda. Setelah mendarat di Schiphol, tidak perlu tergesa-gesa meninggalkan Bandara, karena sebenarnya tempat ini cukup menarik untuk dijelajahi. Schiphol yang level tanahnya berada sekitar enam meter dibawah permukaan laut, menjadikan Bandara ini sangat unik. Kontur tanah Belanda termasuk tanah gambut (tanah lembek), jadi seluruh bangunan yang ada di Amsterdam, khususnya Airport ini, dibuat menggunakan tiang-tiang pancang untuk menguatkan bangunan yang ada diatasnya.

A.M.S.T.E.R.D.A.M

Amsterdam, ibukota, terletak di provinsi Noord Holland atau Holland Utara. Pusat kotanya yang biasa dikenal dengan nama Amsterdam Centraal bisa didatangi dengan menggunakan moda transportasi kereta. Mudah saja, dari lantai Schiphol bagian bawah tersedia kereta tujuan ke Amsterdam Centraal Station (stasiun kereta Amsterdam sentral). Di kawasan Amsterdam Centraal ini terdapat bangunan tua, museum, cafe, dan lainnya. Lalu lintas trem serta wisata kanal–kanal sungai merupakan suguhan utama di Amsterdam.

Amsterdam Centraal Station

Tempat-tempat di Amsterdam yang biasa dikunjungi, seperti:
  1. Amsterdam Centraal Station, Stasiun kereta utama, bentuknya artistik dengan bata-bata berwarna merah dan terdapat jam dinding sangat besar diatasnya.
  2. De Dam (Dam Rak), letaknya persis berada di depan Amsterdam Centraal Station. Disepanjang jalan ini berbagai museum dan bangunan tua menjadi atraksi menarik untuk wisatawan. Coba jelajahi mulai dari Park Plaza Victoria (Taman baru), Sex Museum (untuk umum, turis, dan pelajar loh), Beurs Van Berlage (bursa efek), Pertokoan dan cafe sepanjang jalan Dam Rak, hingga berakhir di alun-alun De Dam. Disini bisa ditemukan National Monument (Berupa tugu peringatan, biasanya banyak turis sekedar beristirahat di area ini). Saya pun gemar leyeh-leyeh disini. 
    Pelengak-pelengok di de Dam
  3. Madamme Tussaud Museum, sempatkan berfoto dengan tokoh terkenal dunia yang terbuat dari lilin. 
    Tussaud
  4. Royal Palace, sebuah Istana yang amat sangat artististik dan memiliki nilai sejarah tinggi.
  5. Nieuwe Kerk, Gereja tua yang juga bernilai historis tinggi.
  6. Museum Anne Frank, yaitu museum yang mengisahkan sebuah rumah rahasia ketika jaman peperangan antara Belanda dan Jerman. Sajian utamanya adalah kisah Anne Frank.
    Sempat mikir pengen jadi seniman patung seperti di kisahnya Laskar Pelangi, jadi patung dugong oke juga.
  7. Eksplorasi jalan-jalan di daerah Damstraat dan Warmoesstraat, juga seputaran kanal Oude Kerk (Gereja Tua) hingga ke NieuweMarkt (Pasar Baru), banyak sekali ditemukan “Coffee shop”. Coffee shop di Amsterdam tidak benar-benar menyajikan minuman kopi tetapi lebih kepada sajian ganja, narkotika, dan teman-temannya. Tidak perlu takut digerebek polisi, karena penjualan drugs di Belanda merupakan sesuatu yang legal dan menyumbang devisa kepada negara. Asalkan jumlahnya masih moderat, dalam arti tidak berlebihan dan memang untuk konsumsi pribadi. Jika kawan menginginkan sajian kopi yang lezat, saya sarankan pergi ke Cafe-Cafe di sepanjang kanal sambil menikmati pemandangan lalu lalang sepeda dan jembatan khas Amsterdam. Please dont go to the coffee shop to have a cup of coffee, for sure they will offering you something else
    Gereja Tua
  8. Rute Trem Amsterdam yang ‘njeliwet’ seperti benang kusut. Transportasi ini sebenarnya bukan merupakan ajang wisata, namun karena banyaknya Tram yang beroperasi di Amsterdam, saya anggap suatu hal yang spesial. Sebaiknya mencoba angkutan ini sesekali, jika kaki sudah mulai lelah berjalan. Cukup membayar sekitar 1,2 euro untuk satu zona, kita bisa melihat sudut lain Amsterdam. Perlu diingat, system Transportasi di Belanda membutuhkan alat bayar khusus untuk Bus dan Tram dan bahkan Kereta. Selain dengan membayar secara tunai, bisa juga menggunakan Strippenkaart. Kartu bergaris yang harus dicap penumpang di tempat yang sudah disediakan sebelum naik angkutan yang dikehendaki. Setelah itu kartu ini akan dikontrol oleh petugas. Jika beruntung, bisa juga naik Tram dari satu halte ke Halte lain tanpa bayar alias menjadi ‘Zwart Rijder’ atau penumpang gelap. Tetapi saya tidak menyarankannya, karena begitu ketahuan dendanya bisa puluhan bahkan ratusan euro.
    Antri buat ngecap strippenkaart. Harus jujur mau pergi berapa zona. Kalo curang denda ratusan Euro.
  9. Red Light District Amsterdam. Rasanya belum komplit kalau belum mengunjungi Red Light distrik di Amsterdam. Belum SAH. Terkesan porno memang, tapi wisata ini bukanlah hal yang tabu lagi untuk dibicarakan di Amsterdam. Selain obat-obatan terlarang, ternyata prostitusi juga dilegalkan dan menyumbang devisa untuk Negara. Bukan berarti legal menjadikan kita harus mencoba prostitutor yang mangkal disana, tetapi sekedar tahu bahwa kehidupan agamis dan najis ternyata bisa bersanding harmonis. 
    Gang senggol, ini capture-nya diem diem. Banyak CCTV ahahaha
    Gang-gang senggol di Red Light District beroperasi siang dan malam tidak mengenal waktu. Tempat ibadah hanya berjarak beberapa meter dari ratusan barisan “akuarium” mirip kamar kaca dengan aneka prostitutor didalamnya. You named it, you got it. Sekali lagi ini Legal, dan siapapun boleh bertandang kesana. Bahkan untuk keamanannya dilengkapi camera CCTV dan Polisi patroli. Mohon jangan sekali-kali mengambil foto di daerah ini, atau kawan bisa kena denda polisi.
  10. Nantikan pembahasan isi Museum ini 
  11. Wisata Kanal Amsterdam. Sangat saya rekomendasikan untuk dicoba. Cukup membayar 10-20 Euro per orang, sudah bisa menyusuri kelokan kanal-kanal di Amsterdam hingga ke laut Het Ij yang berada dibalik Amsterdam Centraal Station. Perjalanan wisata kanal ini tergantung paket yang diambil dan berapa lama rute yang akan ditempuh nantinya. Tentu saja, semakin lama dan panjang rutenya akan semakin mahal ongkos yang harus dibayar. Wisata ini dilengkapi dengan pemandu wisata yang menjelaskan tentang bangunan-bangunan sepanjang perjalanan. Paling menarik adalah sensasi ketika kapal beratapkan kaca ini menyusuri kolong jembatan khas Amsterdam dimana diatasnya terparkir berbagai sepeda. Eksotisme Belanda
    Merenung di pinggir kanal Amsterdam
  12. Rijksmuseum Amsterdam dan Van Gogh Museum Amsterdam. Museum wajib bagi turis, setidaknya itu pendapat saya. Letaknya berdekatan di daerah Museum Straat (jalan museum), memudahkan untuk dikunjungi. Dari Centraal Station atau Damrak bisa pergi dengan Tram no tertentu yang berhenti di jalan museum. Karya-karya maestro dunia seperti lukisan Rembrandt yang berjudul Nachtwacht alias Ronda Malam, terpajang sangat spektakuler.
    Summer di Amsterdam
  13. Albert Cuyp Market. Bisa dibilang seperti Pasar Senen di Jakarta. Barang yang ditawarkan cukup murah meriah versi eropa. Tapi semurah-murahnya harga barang-barang disini, masih lebih mahal juga dibandingkan dengan di Jakarta. Paling tidak berbagai souvenir bisa ditemukan dengan harga lebih miring ketimbang yang dijajakan di Amsterdam Centraal. Berbagai pilihan barang tersedia lengkap di pasar Albert Cuyp. Untuk menuju ke lokasi ini bisa menggunakan Metro (kereta bawah tanah) dari Amsterdam Centraal atau dengan Tram dan Bus. Lebih asyik lagi berjalan kaki.
     
    Dr. Edward Douwes Decker, dan seorang calon Doktor :)

Dari Amsterdam mari kita lanjutkan kearah utara Belanda, tapi masih belum terlalu jauh dari Amsterdam. Nama kotanya Zaanstad.

Z.A.A.N.S.T.A.D

Kota Zaan jika diartikan secara letterlijk. Paling khas dikota ini adalah kincir anginnya. Banyak sekali kincir angin unik dan berusia tua di Zaanstad. Cara menuju Zaanstad dari Amsterdam bisa dengan Bus atau Kereta. Untuk lebih mudahnya saya pilih dengan kereta. Ada satu kereta yang lumayan cepat beroperasi ke Zaanstad. Memang agak mahal sedikit harga tiketnya, tapi sesekali mencoba rasanya oke juga. Kereta ini membelah Selat Het Ij dari bawah permukaan laut!!

Belom siap wooyy. Tampang pelengok maen jeprett aje.

Begitu keluar dari Amsterdam Centraal Station, kereta ini menuju perut bumi dan kembali ‘nongol’ di bagian lain provinsi Noord Holland. Saya segera turun dari kereta begitu sampai di Station Koog Zaandijk. Dari sini bisa dilanjutkan dengan berjalan kaki hingga sampai di tempat wisata yang bernama Zaanse Schan. 

Gogon pose di Belanda, ingat ini bukan Mesir

Tidak dipungut biaya untuk menikmati indahnya kincir angin di Zaanse Schan. Dijamin foto-foto disini sangat Belanda sekali. Kalau sampai ada yang mengira foto berlatar belakang Zaanse Schan ini berlokasi di Mesir, saya rasa Menteri Pariwisata dan Menteri Pendidikan harus diganti.

Terompah kayu a.k.a Klompen

Selain kincir angin unik, di Zaanse Schan juga terdapat tempat pembuatan keju tradisional dan tempat pembuatan terompah sepatu kayu khas Belanda, Klompen. Keju dan Klompen ini juga dijual untuk wisatawan. Bisa menyesal kalau tidak mencoba klompen aneka warna dan rasa keju Belanda. Jonge kaas atau keju yang masih muda adalah favorit saya.  Dari Zaanstad mari lanjutkan ke Volendam.

Dapur keju

V.O.L.E.N.D.A.M

Volendam adalah kota pelabuhan yang menjadi tujuan turis. Dikota ini bisa ditemukan rumah-rumah tradisional Belanda. Jangan lupa untuk mencoba pakaian tradisional ala Belanda dan berfoto di rumah tradisional Belanda. Cukup dengan 12-25 euro, sudah bisa foto komplit mengenakan pakaian belanda tradisional mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki. Hasil fotonya dalam hitungan menit sudah bisa dibawa pulang. Sayangnya, jasa foto ini tidak memberikan hasil negative film karena menggunakan kamera manual, ataupun file foto softcopy kepada pengunjung.

Leyeh-leyeh di Kota Pelabuhan

Sambil menunggu foto selesai dicetak sesuai pesanan, coba nikmati kentang goreng dengan mayones khas Belanda yang disebut Patat atau Frietjes di sepanjang pelabuhan. Satu contong kentang goreng dihargai 1,5 euro. Jika ingin ekstra mayones atau saus lainnya harus ekstra 0,30 eurocent. Rasanya lezat, kalau orang Belanda menyebutnya Lekker.

Dingin-dingin makan Frites

Di Volendam juga banyak ditemukan toko souvenir khas Belanda yang harganya lumayan murah. Seperti klompen atau kincir angin mini yang terbuat dari porcelain putih biru. Mau yang asli, kita harus pergi ke kota Delft. Tapi di Volendam, kualitas gerabahnya juga sudah lumayan baik.

Taaa... daaaaa...... Hasil foto paling HITS di Volendam

Dari Volendam, mari beranjak makin ke utara lagi menuju Den Helder. Menyebrangi Tanggul penutup (Afsluitdijk) yang membelah laut utara!

D.E.N.....H.E.L.D.E.R

Bak nama pembunuh bayaran kejam, Den Helder adalah salah satu sisi terujung di utara Belanda, dingin menusuk tulang. Sama sekali tidak ada hubungan saudara dengan Den Bagoes. Sebelum sampai di  Den Helder lebih baik mampir dulu di pasar keju terkenal seantero Belanda. Pasar Keju Alkmaar. Terletak di kota Alkmaar dan merupakan kota penghasil keju yang bervariasi. Sepotong keju Belanda dimakan dengan sayuran maupun salad akan sangat mengenyangkan. Di Alkmaar ini memang pasar kejunya yang paling oke.  

Untuk menuju ke tanggul penutup di utara Belanda, sebenarnya tidak perlu sampai ke kota Den Helder. Tanggul penutup menghubungkan provinsi Noord  Holland dan Friesland. Apa yang bisa dilihat sepanjang tanggul penutup ini hanyalah laut utara di kanan kirinya. Pemandangannya sungguh menakjubkan. Laut utara yang sekian lama terhalangi tanggul ini menjadikan sebagian air lautnya menjadi semakin tawar.  Laksana danau.
 
1/2 waras

Sebegitu luasnya laut dipangkas dengan jembatan yang juga berfungsi sebagai tanggul, diatasnya dibuat jalan toll. Uangnya dari mana tuh Belanda bikin begituan. Konon dari hasil menjarah, eh berdagang di bumi Indonesia jaman VOC. Dari jualan merica bisa bikin tanggul. Hebat bukan buatan.

Tak heran ada ungkapan di belanda Pepper Duur alias merica mahal. Maksutnya jika kawan punya suatu barang dan teramat-amat sangat mahal, maka digunakanlah ungkapan Pepper Duur tadi. Kalo istilah keles jaman sekarang, Sumpeh mahal bingiiiiitss dah!

 
F.R.I.E.S.L.A.N.D dan G.R.O.N.I.N.G.E.N 

Stasiun Leeuwarden sangat mirip dengan Stasiun Depok Baru, berharap apa lo?

Kota yang bisa didatangi di provinsi Friesland adalah Leeuwarden. Tidak begitu spesial, karena saya tidak terlalu jauh mengeksplorasi kota ini. Hanya singgah sebentar saja dan langsung melanjutkan ke kota Groningen.

Leeuwarden - Turki PP naik kereta. Jangan gila dong!!

Di Groningen kita bisa melihat menara yang terkenal yaitu menara Martini. Masyarakat lokal menyebutnya Martini Toren. Letaknya tidak jauh dari stasiun kereta, cukup berjalan kaki beberapa menit kita sudah sampai di Martini Toren ini.

Martini Toren

Kota kelahiran Jan Pieterzon Coen ini terletak di Utara Belanda, dinginnya lebih menusuk. Groningen berkembang sama seperti pusat-pusat kota pada umumnya di Belanda. Pertokoan dan Makanan banyak sekali dijual terlebih lagi jika sedang ada pasar kagetan. 


Selama perjalanan dengan kereta dari Friesland ke Groningen akan banyak sekali melihat persawahan dan kincir ditengah ladang. Lansekap yang dilewati sangat terasa “Belanda” sekali karena memang banyak terlihat sapi-sapi sehat yang siap di perah. Sapi Friesland sudah terkenal kualitas susunya sampai ke mancanegara. 

Mata sipit kedinginan  -_-

Dari ujung utara Belanda, kita langsung menukik ke bagian selatan menuju kota besar yang ada di Belanda yaitu Eindhoven dan Maastricht. 



E.I.N.D.H.O.V.E.N 

Dipikiran saya langsung teringat klub sepak bola PSV Eindhoven begitu sampai di kota ini. Walaupun saya bukan penggemar bola sejati, tapi berada di markas klub sepak bola ini,  paling tidak saya cari souvenir atribut supporter penonton sepakbola. Semuanya oranye. Hup Holland Hup!

Nyebrang, walau meleng tapi aman

Eindhoven bisa dikatakan kota terbesar kedua di Belanda setelah Amsterdam. Di Eindhoven terdapat pabrik dan pusat kantor lampu dan elektrisiti merk PHILIPS. Hayooo siapa yang tidak kenal jargon Terus terang Philips terang terus.

Pusat kota Eindhoven sangat ramai, jadi bagi yang gemar shopping, saya sangat merekomendasikan untuk belanja di Eindhoven.

M.A.A.S.T.R.I.C.H.T 

Kota paling selatan di Belanda ini  terletak di provinsi Limburg. Mengunjugi Maastricht harus datang ke daerah Vaals, tempat dimana ada satu titik yang menjadi perbatasan tiga negara yaitu Belanda, Belgia, dan Jerman. Nama tempatnya Vaalserberg, sebuah bukit dimana jika kita berdiri di satu titik, maka kita berada otomatis di tiga negara sekaligus. Karena merupakan titik temu tiga Negara. Canggih kan. Sekali berdiri, tiga negara diduduki.

Pengemis di sudut kota Maastricht

Kontur lansekap Belanda di kota Maastricht ini juga agak sedikit berbukit. Karena secara umum tanah di Belanda adalah tanah datar. Bukit tertinginya pun hanya terletak di Vaals dan hanya setinggi 300an meter! Benar-benar tidak ada gunung di Belanda.

Setelah eksplorasi di kota Maastricht, perjalanan bisa dilanjutkan ke area Raandstad di Belanda.


 
R.A.A.N.D.S.T.A.D 

Seperti janji saya tadi, saya jelaskan sedikit apa itu Raanstad. Raandstad adalah kumpulan kota-kota yang paling padat penduduknya di Belanda. Kota-kota yang termasuk ke dalam kawasan Raanstad yaitu Amsterdam, Utrecht, Rotterdam, Den Haag. Keempat kota ini bersinergi dan menjadi kota paling penting di Belanda. Jangan membayangkannya seperti Jabodetabek. Kalo dibandingkan Jabodetabek sih, kepadatan Raandstad gak ada eek-eeknya.

U.T.R.E.C.H.T 

Utrecht, kota ini banyak dijumpai pelajar dan mahasiswa. Mirip Jogja di Indonesia. Saya hanya singgah sejenak demi menyaksikan pencuri sepeda yang akan beraksi. Konon di Belanda harga kunci sepeda lebih mahal dari pada sepeda itu sendiri. Demi ya, demi gak dicolong maling.


Tidak berhasil menyaksikan pencuri sepeda, khawatir saya yang malah dituduh mencuri, lebih baik melipir ke Rotterdam. Rotterdam merupakan kota pelabuhan terbesar di eropa yang sering dianggap sebagai pintu gerbang Eropa. 

Tipikal jalan di Belanda

R.O.T.T.E.R.D.A.M 

Di dekat centrum Rotterdam, bisa ditemukan sebuah bangunan tua klasik yang simetris pada tampilan facade-nya. Ternyata bangunan tersebut adalah Stadhuis Rotterdam atau Balaikota Rotterdam.

Saya memutuskan untuk mengunjungi De Swan terlebih dahulu. Sebuah jembatan yang menjadi landmark kota dengan arsitekturnya yang menyerupai angsa. Jembatan de Swan letaknya tidak terlalu jauh dari balaikota. Hanya dengan berjalan kaki di sebelah jalur trem yang memang khusus untuk para pejalan kaki, sampailah saya disalah satu sisi de Swan.

De Swan, menjulang dengan pongahnya

De Swan, menghubungkan kedua sisi Rotterdam yang terpisah karena sungai Maas, sungguh sangat cantik menjulang ke angkasa dan kokoh merengkuh dua tepian.

Selanjutnya tempat yang bisa dilihat adalah Rumah kubus atau Cubic Huis, berupa deretan bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal dengan arsitektur yang sangat fantastis. Bentuk rumah kubus ini mirip dadu yang diletakkan pada salah satu sudutnya. Bangunan ini sangat ngejreng dibandingkan bagunan di sekitarnya. Selain bentuk yang sudah unik, warna Cubic Huis pun sangat mencolok yakni kuning dengan bagian atapnya berwarna abu-abu.

Rumah dadu

Terakhir yang saya jumpai di Rotterdam adalah Pakhuismeesteren, terjemahan bebas dalam Bahasa Indonesia mungkin Gudang Pengambilan. Dibagian dinding depan Pakhuismeesteren tertulis huruf kapital besar-besar mengundang tanya. Tertulis CELEBES, BORNEO, JAVA, SUMATRA. Otomatis saya langsung mengenalinya sebagai nama-nama pulau besar di Indonesia, maka saya menanyakan maksud dari tulisan tersebut.

Teman saya yang asli londo bercerita, ketika zaman kolonial dulu, seluruh hasil rempah-rempah dagangan dari Indonesia dibawa menggunakan kapal hingga sampai di Rotterdam. Lantas kapal-kapal tersebut berlabuh di sepanjang sungai Maas dan melakukan bongkar muat rempah-rempah di depan Pakhuismeesteren. Selanjutnya hasil muatan tadi dimasukkan kedalam ”Gudang Pengambilan” sesuai daerah asalnya di Indonesia.

Konon, tempat rempah-rempah Indonesia disimpan disini sebelum diperdagangkan

Rempah-rempah dari Sulawesi dimasukkan ke gudang yang bertuliskan CELEBES, Kalimantan ke BORNEO, Jawa dan Sumatra masing-masing ke JAVA dan SUMATRA. Salah satu tujuannya adalah untuk membangun Belanda dari perdagangan rempah-rempah tadi. Membangun tanggul dan infrastruktur yang waterproof walau daratan lebih rendah daripada laut. Wah Indonesia dirampok!! Tapi toh pejabat di Tanah Air tenang-tenang saja. Korupsi lebih asik daripada berdagang rempah, so what gitu loh.

Ingat film Jackie Chan ketika dia merosot di salah satu gedung di Rotterdam? Itu tuh perosotannya 


 
D.E.N...H.A.A.G 

Nama internasionalnya The Hague. Kampung Indonesia disinilah tempatnya. Banyak sekali warga Indonesia yang bermukim di kota ini. Tempat yang bisa dikunjungi disini seperti:
  1. Wassenaar, daerah seputar kedutaan besar Indonesia. Paling ramai ketika tujuhbelasan agustus. Saya pernah diundang ke rumah duta besar Indonesia demi pesta tujuhbelasan. Waktu itu tersedia live musik lagu dangdut dan musik country plus artisnya Tantowi Yahya. Penting bener. Ada istilah Belanda yaitu Heimwee, berarti kangen-kangenan dengan tanah air. Lumayan mengobati rindu tak bisa mudik.
    Den Haag dibacanya Den Hahh (kayak kalo lagi kepedesan)
  2. Vredespalais, istana kemerdekaan yang ciamik cantik
    Istana Kemerdekaan-nya Belanda
  3. Madurodam, taman yang isinya miniatur Belanda. Bangunan, alat transportasi, dan sebagainya ditata dalam ukuran mini. Berasa jadi raksasa ketika berkeliling di Madurodam.
    The best miniature city.. well country.. i have ever seen
  4. Keukenhoff, taman bunga tulip beraneka warna. Tipsnya sangat baik mengunjungi Keukenhoff ketika musim semi tiba mulai dari April hingga Juni. Pada bulan atau musim lainnya biasanya taman ini ditutup. Jangan coba-coba datang di musim dingin.
  5. Pantai Scheveningen, sangat ramai dikunjungi terutama musim panas. Yang bugil, yang bugil, yang bugil. Gratis tiada tara! --maaf, fotonya di sensor. Kalo minat, PM aja gan--

Cukup sudah selayang pandang di Belanda, saatnya menuju Belgia. Waktunya belajar.  Study hard, travel harder.


@arkilos 

Komentar

  1. sexmuseum yg paling gw tunggu isi foto-fotonya hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sabar, ntar gw ceritakan khusus dan mendetail apa yg ada didalamnya. Bukan porno loh, ini museum. Bahkan anak sekolah juga karyawisata ke museum ini :)

      Hapus
  2. Yang pake pakaian Belanda, bawa akordeon, sm pake klompen kirain iklan roti Khong Guan :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu foto paling HITS di Volendam sepanjang sejarah manusia :p

      Hapus
  3. ihhh lucu bangeeet arik poto2nya xD gendud

    BalasHapus
    Balasan
    1. Chubby bukan gendud. Masih polos ituh ^_^
      Sekarang garis-garis hahaha

      Hapus
  4. mirip etnis tionghoa yg lg liburan mas XD *foto nyeberang di eindhoven paling keren, itu yg di sebrang cafe kaki lima yak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waduh gw memang ada turunannya. Campuran Korea Jepang Cina Belanda Arab. Nuansa PBB lah hehehe

      Hapus
  5. lo sebenernya sekolah sambil jalan-jalan apa jalan-jalan sambil sekolah om?
    wkwkwwk
    (jempol sepuluhhh)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebenernya gw sekolah tapi banyakan maennya. Banyakan maen tapi sekolah juga sih. *bingung*

      Hapus
  6. Lo masih berisi yah jaman dulu :P But, nice blog Gil! :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Beuuuhhh bukan maen paded. Sekarang juga masih. Cuma dulu isinya styrofoam, sekarang ganti pake busa. Paded berisi.

      Hapus
  7. rik, rambut lo 10 taun yg lalu mengalahkan background foto2 pemandangan amsterdam. hahahaha. nice story :D

    BalasHapus

Posting Komentar

Komentar aja mumpung gratis